Kaisar Romawi Pertama

Kaisar Romawi Pertama

Julius Caesar merupakan paman buyutnya

Dilahirkan pada tanggal 23 September, 63 SM, Agustus tumbuh di sebuah kota sekitar 25 mil tenggara Roma. Ayahnya adalah seorang senator yang meninggal secara tak terduga ketika dia berusia empat tahun. Sedangkan ibunya adalah keponakan dari Julius Caesar.

Sebagai seorang anak, Augustus mungkin tidak banyak melihat aksi paman buyutnya yang terkenal itu sedang menyerbu Gaul. Namun, pada akhirnya, ia mendapatkan kepercayaan Caesar dan mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya, termasuk selama aksi militer di Spanyol.

Berkat paman buyutnya, Augustus dapat bergabung dengan aristokrasi bangsawan, hanya satu dari banyak penghargaan yang diberikan kepadanya. Kemudian, setelah sekelompok senator membunuh Caesar pada tahun 44 SM, Augustus mengetahui wasiat yang baru saja digubah, di mana ia diadopsi secara anumerta dan diwariskan warisan Julius Caesar.

Pencetus dan pendiri Kekaisaran Romawi (49 SM – 14 M)

Kaisar Tunggal Terakhir (392 – 395)

Bukan Romawi namanya jika tidak menjadi topik yang selalu menarik dibahas. Bahkan dua ribu tahun telah berlalu pun, sejarah di seputar kaisar-kaisar Romawi masih terus dikisahkan. Dan banyak pula yang ikut difilmkan. Namun, dari sekitar 70 kaisar di sepanjang sejarahnya, hanya beberapa yang diakui sebagai kaisar terbaik. Dan ada pula yang sulit dilupakan sebagai kaisar terburuk.

Sejak Kaisar Augustus naik takhta pada tahun 27 SM (Sebelum Masehi) yang selanjutnya menjadi Kaisar Pertama, Imperium Romawi sejatinya tercatat memiliki beberapa kaisar hebat. Lihat saja luas wilayah yang pernah dikuasainya hingga berbagai monumen peninggalan bersejarahnya.

Kaisar-kaisar inilah yang membuat Kekaisaran Romawi bisa bertahan sekitar 500 tahun. Mulai tahun 27 SM sampai tahun 476 M. Pada periode ini pula, wilayah Romawi pernah membentang dari sekitar Laut Tengah di Eropa, Afrika, sampai Asia. Luar biasa!

Tidak terhitung lagi begitu banyak konstruksi monumental yang dibangun di masa kejayaan Romawi. Sebut di antaranya, 230 amphitheater, 11 aqueduct (saluran air), lebih dari 400,000 km jalan, 931 jembatan, dan sebagainya. Kontribusi Romawi lainnya di bidang arsitektur tidak lain adalah desain gerbang lengkung, lorong, dan kubah.

Salah satu aqueduct peninggalan Romawi di Segovia- Spanyol. Sumber: dokumentasi pribadi Selama hampir 500 tahun era kekaisaran besar inilah, dunia pun mengenal beberapa kaisar yang sangat fenomenal. Sebagian di antaranya bahkan digelari sebagai "The Greatest Roman Emperors of All Time", yakni Augustus, Trajan, Hadrian dan Marcus Aurelius. Dan tentunya dua kaisar terkenal lainnya, yakni Vespasian dan Constantine I.

Salah satu aqueduct peninggalan Romawi di Segovia- Spanyol. Sumber: dokumentasi pribadi

Empat Kaisar Baik (96 – 180)

Tahun Empat Kaisar (68 – 69)

Dinasti dan Periode Kekaisaran

Sepanjang sejarah Romawi, terdapat beberapa dinasti utama yang memerintah Kekaisaran Romawi. Setiap dinasti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan Kekaisaran.

Dinasti ini didirikan oleh Augustus dan diikuti oleh penerusnya yang berasal dari garis keluarga Julius Caesar dan Augustus. Kaisar terkenal dari dinasti ini termasuk Tiberius, Caligula, Claudius, dan Nero. Pada masa dinasti ini, Kekaisaran Romawi berkembang secara ekonomi dan militer, tetapi juga mengalami skandal politik yang melemahkan citra kaisar.

Setelah jatuhnya Dinasti Julio-Claudian, Vespasianus mendirikan Dinasti Flavia yang berhasil memulihkan kestabilan di Romawi. Keluarganya memerintah dengan gaya pemerintahan yang lebih militeristis. Kaisar-kaisar seperti Vespasianus dan putranya Titus berhasil menundukkan pemberontakan Yahudi dan membangun kembali Roma setelah kebakaran besar.

Dinasti ini dikenal dengan kaisar-kaisarnya yang adil dan bijaksana, termasuk Trajanus, Hadrianus, dan Marcus Aurelius. Masa pemerintahan mereka disebut sebagai puncak kejayaan Kekaisaran Romawi, ditandai dengan ekspansi besar-besaran dan reformasi hukum serta administrasi yang signifikan.

Dinasti ini dimulai dengan Septimius Severus, yang menguatkan kekuasaan militer dalam pemerintahan Romawi. Namun, setelah pemerintahan singkat Caracalla dan Severus Alexander, dinasti ini runtuh, menandai awal krisis abad ketiga yang melanda Kekaisaran Romawi.

Struktur Kekuasaan Kaisar

Kaisar Romawi memiliki kekuasaan mutlak dalam berbagai aspek pemerintahan. Gelar resmi yang digunakan oleh seorang kaisar bervariasi sepanjang sejarah Romawi, dan sering mencerminkan kompleksitas kekuasaan yang dimilikinya:

Kaisar juga mengendalikan Senat, meskipun secara teknis merupakan badan legislatif tertinggi, kekuasaan senat secara bertahap berkurang di bawah kaisar.

Julian dan Jovian (361 – 364)

Konstantinus Agung dan Kekristenan

Konstantinus Agung (306–337 M) adalah kaisar yang paling dikenal karena mengadopsi Kekristenan sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi. Pada masa pemerintahannya, Konstantinus menyatukan kembali kekaisaran yang sebelumnya terpecah dan mendirikan ibu kota baru di Bizantium, yang kemudian dikenal sebagai Konstantinopel. Keputusan Konstantinus untuk mendukung Kekristenan mengubah wajah kekaisaran dan agama dunia barat selamanya.

Krisis pada Abad Ketiga (235 – 284)

uCatatan: Krisis abad ke-3 biasa digunakan untuk menggambarkan sebuah keadaan kacau di Kekaisaran Romawi antara tahun 235 dan 284, yang hampir menyebabkan kehancuran Kekaisaran Romawi. Pada periode ini, Kekaisaran dipimpin oleh kira-kira 25 Kaisar. Periode ini dianggap berakhir setelah Diocletian berkuasa.