Kisah Medusa Dalam Mitologi Yunani
Kepala Medusa dan Penggunaannya
Kepala Medusa yang dibawa oleh Perseus memiliki kekuatan magis yang bisa mengubah musuhnya menjadi batu.
Kepala tersebut digunakan untuk mengalahkan banyak musuh dan monster selama petualangan Perseus.
Setelahnya, kepala Medusa diserahkan kepada Athena, yang menanamkannya pada perisai Aegis, dan kemudian menjadi simbol perlindungan dalam mitologi Yunani.
Legenda Medusa adalah cerita yang penuh dengan elemen-elemen mitologi Yunani, seperti dewa dan monster, serta menggambarkan tema-tema seperti pembalasan dendam dan pengorbanan.
Kisah Medusa juga mengilustrasikan kompleksitas karakter dalam mitologi Yunani, di mana bahkan dewa-dewa bisa memiliki sifat-sifat manusiawi seperti iri hati dan dendam.
Legenda Medusa terus menjadi salah satu cerita yang paling terkenal dalam mitologi Yunani, dan kepala Medusa yang ikonik masih menjadi simbol terkenal dalam budaya populer.
Sumber: 1. “Medusa.” Encyclopedia Britannica. [https://www.britannica.com/topic/Medusa-Greek-mythology](https://www.britannica.com/topic/Medusa-Greek-mythology).
2. “Medusa: The Ancient Greek Myth of the Snake-Haired Gorgon.” GreekMythology.com. [https://www.greekmythology.com/Myths/Creatures/Medusa/medusa.html](https://www.greekmythology.com/Myths/Creatures/Medusa/medusa.html).
Nationalgeographic.co.id—Gorgon Medusa dikatakan telah dirudapaksa oleh Dewa Laut, Poseidon dalam mitologi Yunani kuno. Terkenal dengan kisah kutukannya dari wajah yang cantik dengan kepala ular, kehidupan anak-anak Medusa jarang disorot.
Dalam mitologi Yunani kuno, Medusa dikabarkan telah melahirkan dua anak Poseidon. Mereka adalah kuda bersayap yang terkenal, Pegasus, dan raksasa yang kurang terkenal, Chrysaor. Keduanya muncul dari tubuhnya yang dipenggal setelah Perseus memenggal kepalanya.
Pegasus, Kuda Bersayap
Yang paling terkenal dari dua anak Medusa adalah Pegasus. Dia dan saudara laki-lakinya sama-sama lahir dari leher ibu mereka yang dipenggal ketika Pahlawan, Perseus, memenggal kepala Medusa.
Dahulu kala ketika kuda bersayap Pegasus lahir, dia masih liar dan bebas berkeliaran di dunia. Tidak ada yang bisa menjinakkan kudanya sampai salah satu pahlawan terhebat di Yunani, Bellerophon datang.
Bellerophon adalah seorang penyair terkenal dan Dewi Kebijaksanaan, Athena, sangat terkesan sehingga dia menghadiahkannya tali kekang emas yang bisa menjinakkan binatang apa pun. Sang pahlawan menggunakan bakatnya untuk menjinakkan kuda bersayap, Pegasus, saat sedang minum di mata air Pierian.
Dengan Pegasus sebagai tunggangannya, Bellerophon akan menjadi salah satu pahlawan paling legendaris dari seluruh mitologi Yunani. Dia berperang melawan negara pejuang wanita, Amazon dan pejuang ganas Solymi.
Dia juga menggunakan Pegasus untuk membalas dendam pada Stheboea, seorang wanita yang menolak rayuannya dan bersaksi melawan sang pahlawan.
Bellerophon mengundangnya untuk bergabung dengannya di atas kuda bersayap hanya untuk melemparkannya hingga mati saat mereka terbang.
Kejatuhan Bellerophon terjadi ketika egonya menguasai dirinya. Dia berpikir layak untuk diangkat menjadi dewa. Sang pahlawan membunuh Chimera yang bernapas api dan mengira manusia tidak lagi layak atas kehadirannya.
Bellerophon terbang ke Gunung Olympus bersama Pegasus berpikir bahwa dia akan disambut sebagai Dewa Olympian oleh Raja para Dewa, Zeus.
Karena keangkuhannya, Zeus menghadiahinya dengan memukulnya dengan petir yang mematikan. Pegasus tersengat sehingga dia melemparkan sang pahlawan dari punggungnya, membuat Bellerophon terjatuh hingga tewas.
Meskipun Bellerophon tidak pernah mencapai Olympus, Pegasus akhirnya mencapai rumah para Dewa dan Zeus menyambutnya. Dia mengurung Pegasus dengan kudanya yang lain dan mulai menungganginya ke medan perang sambil membawa petirnya.
Pegasus nantinya akan menjadi kuda yang ditunggangi Zeus secara ikonik dan kudanya akan mengabdi dengan setia kepada Raja para Dewa. Zeus bahkan menghadiahi Pegasus dengan konstelasi yang dinamai menurut namanya yang masih dikenang hingga saat ini.
Chrysaor, Pedang Emas
Putra Medusa yang kurang dikenal yang juga muncul dari tubuh Gorgon yang dipenggal. Chrysaor diyakini sebagai manusia raksasa atau babi hutan bersayap tergantung pada penggambarannya oleh penulis yang berbeda.
Namanya biasanya diterjemahkan menjadi “pedang emas” itulah sebabnya dia sering digambarkan memegang pedang emas di tangannya. Beberapa juga percaya bahwa referensi pedang emas mengacu pada gandum, bukan pedang sebenarnya.
Hal ini karena Chrysaor adalah raja sakti yang memerintah sebuah kerajaan yang meliputi Semenanjung Iberia. Mereka terkenal dengan pertanian produksi gandumnya, oleh karena itu orang menghubungkan namanya dengan referensi.
Berbeda dengan saudaranya, Pegasus, Chrysaor tidak banyak disebutkan dalam mitologi Yunani dan relatif tidak dikenal oleh kebanyakan orang. Satu-satunya yang disebutkannya adalah putranya, Geryon, yang merupakan raksasa berkepala tiga.
Banyak yang percaya bahwa Chrysaor menikah dengan Oceanid, Callirhoe, dan persatuan mereka menghasilkan kelahiran Geryon.
Pahlawan, Hercules, bertemu dengan Geryon ketika dia mengusir ternak raksasa itu sebagai salah satu dari dua belas pekerjanya.
Beberapa orang percaya bahwa Geryon bukanlah raksasa berkepala tiga, melainkan tiga putra Chrysaor yang berbeda yang bekerja bersama. Hal ini agar lebih masuk akal ketika orang mulai merasionalisasi mitos tersebut.
Selain itu, tidak banyak yang diketahui tentang Raksasa karena dia sama sekali tidak ada dalam mitos. Agak aneh melihat saudara laki-laki dan ibunya sangat terkenal dalam mitologi Yunani.
Pada intinya, anak-anak Medusa adalah ayah dari Dewa Laut, Poseidon setelah Dewa tersebut memperkosa pendeta Athena di kuilnya sendiri dalam mitologi Yunani kuno.
Salah satunya adalah Pegasus yang sangat terkenal sedangkan yang lainnya adalah Chrysaor yang relatif tidak dikenal.
Keduanya lahir dari darah Medusa yang menetes saat dipenggal setelah pahlawan, Perseus, membunuhnya dan memenggal kepalanya. Pegasus terkenal dalam mitos sebagai salah satu kuda utama Zeus, Raja para Dewa.
Chrysaor, di sisi lain, tidak diketahui oleh sebagian besar orang karena ia sebagian besar dikecualikan dari mitologi Yunani. Satu-satunya penyebutannya adalah ketika putranya, Geryon, memiliki konflik dengan Hercules atau Heracles, saat Hercules mengusir ternaknya sebagai salah satu dari dua belas pekerjanya.
Antara Gajah, Hutan, dan Kehidupan yang Perlu Diselamatkan
Istilah "medusa" belakangan menjadi populer di media sosial, salah satunya TikTok. Medusa sendiri selama ini dikenal dalam mitologi Yunani, yaitu sosok wanita berambut ular yang menyeramkan.
Namun di medsos, istilah medusa merujuk pada korban pelecehan seksual. Lalu apa hubungannya dengan Medusa yang dari mitologi Yunani?
Simak artikel ini untuk mengetahui siapa tokoh Medusa dan bagaimana bisa dikaitkan dengan korban pelecehan seksual?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari situs Mythology Explained, Medusa termasuk salah satu gorgon atau monster. Dia memiliki dua saudara perempuan yaitu Stheno dan Euryale. Ketiganya digambarkan sebagai wanita berambut ular yang menyeramkan. Orang tua mereka adalah dewa laut purba, Phorcys dan Ceto.
Namun ada perbedaan cerita mengenai asal-usul Medusa. Gagasan kuno menyebut Medusa terlahir sebagai gorgon seperti kedua saudarinya yang sama-sama berambut ular. Yang menarik, penyair kuno Yunani, Pindaros juga menggambarkan Medusa adalah gorgon yang berpipi putih.
Dari penggambaran ini, penyair Romawi, Ovid mempopulerkan gagasan bahwa Medusa terlahir sebagai manusia yang cantik, berbeda dengan Stheno dan Euryale yang terlahir sebagai gorgon. Namun Medusa diubah menjadi gorgon oleh Dewi Athena.
Dari ketiga gorgon ini, memang yang paling populer adalah Medusa. Dia memiliki tatapan mata yang bisa mengubah siapa pun menjadi batu. Bahkan ketika dibunuh, tatapan mata Medusa masih memiliki kekuatan yang sama.
Sosok Medusa ini muncul dalam berbagai kisah, film, hingga gim. Misalnya pada film Clash of The Titans, Medusa: Queen of the Serpents, kemudian gim dan film animasi Hercules, serta gim God of War..
Medusa Korban Pelecehan Seksual
Alasan kata medusa populer di medsos dan diartikan sebagai korban seksual ternyata juga berasal dari kisah Medusa yang dikutuk oleh Dewi Athena.
Dilansir dari worldhistory.org dan greekmythology.com, Medusa adalah korban pelecehan Poseidon, dewa penguasa laut.
Poseidon terpesona dengan Medusa dan tidak bisa menahan nafsunya untuk berhubungan seksual dengan Medusa di kuil Athena. Medusa saat itu adalah pendeta dari Dewi Athena.
Hal ini membuat Dewi Athena marah karena kuilnya dinodai. Athena mengubah rambut Medusa menjadi ular sehingga menjadikannya sama seperti kedua saudarinya, yaitu Stheno dan Euryale.
Tak hanya itu, Medusa pun akhirnya dibunuh oleh Perseus, anak dari Zeus. Perseus membunuh Medusa atas perintah Polydectes, Raja Serifos yang meminta kepala Medusa.
Perseus pun dibantu oleh Hermes dan Athena untuk menemukan Medusa. Di negeri Gorgon, Perseus menemukan Medusa sedang tertidur. Untuk mencegah dirinya menjadi batu karena tatapan Medusa, Perseus menggunakan pantulan perisai perunggu Athena untuk mendekati Medusa dan berhasil memenggal kepalanya.
Nationalgeographic.co.id—Medusa adalah salah satu makhluk paling terkenal dalam mitologi Yunani. Diyakini bahwa Medusa pernah menjadi manusia biasa, tetapi sebuah kesalahan mengubahnya menjadi gorgon yang mengerikan.
Siapa sebenarnya Medusa sebelum dia berubah menjadi monster seperti sekarang ini?
Medusa pernah menjadi salah satu dari tiga saudara perempuan Gorgon, yang lahir dari Dewa primordial Phorcys dan Keto.
Keluarganya dianggap sangat mengerikan namun Medusa diberkahi dengan kecantikan hingga kesalahan malangnya memaksa Athena untuk menghukumnya.
Sulit dipercaya jika seseorang sebesar Medusa pernah menjadi makhluk fana yang cantik. Gorgon dianggap diberkati di antara kaumnya sampai tragedi menimpanya dan mengubah hidupnya selamanya.
Kisah Tragis Medusa di Mitologi Yunani Kuno
Medusa adalah manusia cantik yang lahir dalam keluarga saudara kandung yang mengerikan. Dia umumnya dipuji karena keindahan rambutnya.
Dia begitu cantik bahkan dewa laut, Poseidon, jatuh cinta padanya dan memutuskan untuk memikatnya ke kuil Athena. Di sana, dia diperkosa dan dihamili oleh dewa tepat sehingga menimbulkan murka Athena.
Alih-alih menyalahkan Poseidon yang memperkosa gadis itu, Athena menghukum Medusa karena memamerkan dirinya secara tidak senonoh di kuil sucinya.
Saat itulah rambut Medusa berubah menjadi ular dan makhluk fana yang dulunya cantik berubah menjadi monster yang kita kenal sekarang.
Di sinilah kisah Perseus muncul ketika Polydectes, Raja Seriphos, mencoba menyingkirkannya dengan memintanya untuk mengambil kepala Medusa.
Perseus, dengan bantuan Hermes dan Athena, mencapai tanah para Gorgon. Di sana, Medusa tertidur lelap saat sang pahlawan perlahan mendekatinya dalam mitologi Yunani kuno.
Menggunakan Aegis, perisai milik Athena, Perseus berhasil mencapai Medusa untuk memenggal kepalanya.
Setelah itu, Perseus mengembalikan Aegis Athena beserta kepala Medusa yang dilekatkan dewi pada aegisnya, menjadikannya senjata yang lebih tangguh dari sebelumnya.
Apakah Medusa Seorang Dewi?
Meskipun Medusa lahir dari dua dewa primordial, anehnya ia adalah makhluk fana sementara saudara perempuannya abadi.
Meskipun Medusa adalah sepupu para Titan karena ia dilahirkan dari dewa primordial, Phorcys dan Keto, ia sendiri bukanlah seorang Titan karena itu adalah gelar yang diperuntukkan bagi anak-anak Uranus dan Gaia, seperti dikutip Ancient Pal.
Beberapa orang menyebut Medusa sebagai Titan tetapi kepercayaan umum adalah bahwa dia bukan Titan. Hal ini karena, tidak seperti para titan yang merupakan dewa abadi, Medusa hanyalah gorgon yang fana.
Berdasarkan standar modern, siapa pun yang membaca kisah Medusa di mitologi Yunani akan melihat bahwa dia hanyalah korban para Dewa.
Orang-orang Yunani percaya bahwa dia adalah monster dan memusuhi dia meskipun dia tidak melakukan kesalahan apa pun.
Dia tidak rela ikut serta dalam nafsu Poseidon dan diperkosa oleh Dewa hanya karena kecantikannya. Tak hanya itu, Athena juga menghukumnya meski Poseidon memperkosa Medusa di dalam kuil Athena.
Bagian terburuknya adalah ketika Perseus dikirim ke Pulau Gorgon untuk membunuhnya. Dia tidak meneror siapa pun kecuali orang-orang yang masuk tanpa izin ke rumahnya.
Sang “pahlawan” menyusup ke sarang Gorgon dan membunuhnya dalam tidurnya. Banyak orang menganggap dewa sebagai makhluk yang baik hati atau baik hati, namun dewa Yunani tidak demikian.
Mereka dipuja karena kekuatan mereka dan itu saja. Bahkan Raja para Dewa, Zeus, memiliki moral dan integritas yang sangat dipertanyakan dalam perilakunya.
Medusa tidak jahat sebelum transformasinya, maupun setelahnya. Dia sejatinya seorang gadis cantik yang menghadapi keadaan sangat tidak menguntungkan.
Dia bahkan tidak pernah meninggalkan Pulau Gorgon untuk meneror masyarakat. Penggambaran modern menunjukkan bahwa Medusa dan saudara perempuannya semuanya jahat tetapi kenyataannya, mereka hanyalah monster.
Kakak perempuannya adalah monster saat lahir sementara Medusa diubah menjadi monster karena murka Athena. Wujud mengerikan dan tatapan tajam mereka saja dapat membuat manusia ketakutan. Para Gorgon bahkan mengasingkan diri dari orang lain dengan mengisolasi diri di Pulau Gorgon.
Beberapa penggambaran bahkan menampilkan Medusa sebagai pendeta Athena yang dikenal sebagai gadis paling murni karena dewi kebijaksanaan sendiri masih perawan.
Medusa tidak pernah menjadi ratu apapun. Meskipun dia dilahirkan dari warisan bergengsi dari dua dewa primordial, dia hanyalah manusia cantik yang menarik perhatian semua orang yang melihatnya.
Dia bisa saja menjadi ratu lautan tetapi Poseidon hanya ingin memenuhi nafsunya dan tidak pernah mengambil tanggung jawab setelahnya.
Kisah Medusa dalam mitologi Yunani kuno mungkin merupakan kisah pahlawan bagi sebagian orang, tetapi kebanyakan orang saat ini akan mengetahui bahwa hidupnya hanyalah sebuah tragedi.
Dia pernah menjadi manusia yang cantik, dikagumi oleh semua orang sampai dia tertangkap mata nafsu dewa laut.
Poseidon memuaskan dirinya sendiri dengan memperkosanya di Kuil Athena. Athena bahkan menuduhnya tidak menghormati dewi meskipun dewalah yang memaksakan diri padanya.
Beberapa orang percaya bahwa Medusa adalah sejenis dewa karena dia berasal dari dua dewa primordial. Kakak perempuannya memang abadi tapi anehnya, Medusa sendiri hanya fana.
Dia bukan dewa atau titan, meskipun dia adalah sepupu mereka, dan dia juga bukan keturunan kerajaan.
Medusa hanyalah seorang gadis lugu dengan wajah cantik hingga para dewa memutuskan untuk mengganggu hidupnya.
Kehidupan Para Helot, Budak Bangsa Sparta pada Zaman Yunani Kuno
Satujuang– Mitologi Yunani adalah kaya akan cerita dan legenda yang menggambarkan beragam tokoh penuh misteri.
Salah satu tokoh paling ikonik dalam mitologi Yunani adalah Medusa, seorang wanita berkepala ular yang menarik perhatian dengan ciri-cirinya yang unik dan menakutkan.
Legenda Medusa telah memikat imajinasi orang selama berabad-abad, dan dalam artikel ini, kita akan menjelajahi asal-usul dan kisah di balik sosok yang menarik ini.
Medusa adalah salah satu Gorgon, tiga makhluk betina dalam mitologi Yunani yang memiliki rambut ular dan wajah yang begitu mengerikan sehingga siapa pun yang melihatnya akan berubah menjadi batu.
Medusa merupakan satu-satunya Gorgon yang merupakan manusia sebelumnya. Menurut beberapa versi mitologi, dia dulunya adalah seorang wanita cantik yang menjadi objek nafsu dewa laut, Poseidon.
Ketika Medusa menolak tawaran cinta dari Poseidon dan mencari perlindungan di kuil Athena, dewi kebijaksanaan, Athena menjadi marah.
Dalam balas dendamnya, Athena mengubah Medusa menjadi monster dengan rambut ular dan kemampuan mengubah siapa saja yang memandangnya menjadi batu.
Medusa dan Film Penyalin Cahaya
Istilah medusa populer di medsos seperti TikTok setelah adanya film Penyalin Cahaya. Film ini menceritakan tentang pelecehan seksual di lingkungan kampus dan menggunakan Medusa sebagai simbol di dalam film.
Dikutip dari Jurnal Barik Unesa Vol. 4 No 2, Tahun 2022, film ini menceritakan sosok Sur yang menjadi korban pelecehan seksual, namun dia tidak menemukan keadilan dan justru semakin tertekan karena tidak mendapatkan dukungan.
Di dalamnya terdapat adegan tokoh Rama yang seolah-olah menjadi Perseus yang datang ke sarang Medusa untuk 'membunuh' Sur, yakni dengan mengambil barang bukti pelecehan seksual. Hal ini adalah simbol yang merujuk pada kisah mitologi Yunani seperti telah dijelaskan di atas.
Nah, itulah tadi telah kita ketahui alasan istilah medusa menjadi populer di TikTok yang merujuk pada kisah pelecehan Medusa oleh Poseidon dan kemudian dibunuh oleh Perseus.
Nationalgeographic.co.id—Dalam mitologi Yunani, ada dewa yang mengatur matahari setiap hari. Ia adalah Helios. Helios mengendarai kereta emas yang membawa matahari melintasi langit setiap hari dari timur (Ethiopia) ke barat (Hesperides). Helios terkenal sebagai subjek Colossus of Rhodes. Itu adalah patung perunggu raksasa yang dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno.
Siapa Helios dalam mitologi Yunani?
Dalam mitologi Yunani, Helios adalah keturunan dari raksasa Hyperion dan Theia. Saudara perempuannya adalah Selene (bulan) dan Eos (fajar).
Dalam Theogony, dikisahkan bahwa Helios memiliki dua anak dengan Perceis. Mereka adalah Circe dan Raja Aietes, yang memerintah di Kolchis. Belakangan, Apollodorus menambahkan Pasiphae juga.
Helios juga ayah dari Phaethon, yang ibunya adalah Clymene.
Salah satu kisah ayah dan anak yang terkenal dalam mitologi Yunani adalah saat Phaethon mengendarai kereta emas Helios. Ketika anak muda itu mengetahui bahwa ayahnya adalah matahari, dia mendatanginya di timur dan meminta hadiah. Helios menawarinya apa pun yang dia inginkan. Dan Phaethon bertanya apakah dia bisa mengendarai kereta emas ayahnya melintasi langit.
Helios setuju, tetapi bantuan itu berubah menjadi tragedi ketika Phaethon terbukti tidak mampu mengendalikan kuda liar Helios. Ketika dia lepas kendali, Zeus terpaksa menjatuhkan Phaethon dengan halilintar agar dia tidak membakar seluruh dunia.
Helios membawa matahari dengan kereta emasnya
Helios mengendarai kereta emas yang membawa matahari melintasi langit setiap hari dari timur (Ethiopia) ke barat (Hesperides). Begitulah cara matahari terbit dan terbenam setiap harinya, menurut mitologi Yunani.
Ia mengendarai kereta yang ditarik dengan kuda-kuda yang penuh semangat dan terkadang sulit untuk dikendalikan. Bahkan oleh dewa sekalipun.
Ketika dia mencapai tanah Hesperides di ujung barat, dia turun ke dalam cawan emas. Lalu cawan emas itu membawanya melalui aliran utara Okeanos kembali ke tempatnya yang tinggi di timur.
Beragam kisah Helios dalam mitologi Yunani
Helios muncul di beberapa mitos Yunani lainnya, meski hanya dalam penampilan kameo. Dewa matahari menyinari pasangan asmara Aphrodite dan Ares. Ia mengungkapkan kepada Hephaistos kejahatan terlarang istrinya dalam perangkap yang telah dia pasang.
Salah satu kisah ayah dan anak yang terkenal dalam mitologi Yunani adalah saat Phaethon mengendarai kereta emas Helios.
Helios juga muncul dalam mitos Hercules ketika sang pahlawan melakukan pekerjaannya yang ke-10 untuk mengambil ternak Geryon. Muak dengan terik matahari dalam pelayarannya, Hercules mengancam akan menembakkan salah satu anak panahnya ke arah Helios.
Sang dewa, alih-alih menghukum Hercules karena kemarahannya, menghadiahi keberaniannya dengan memberinya mangkuk emas. “Mangkuk emas itu digunakan untuk mengarungi lautan dengan lebih nyaman,” tulis Mark Cartwright di laman World History Encyclopedia. Mangkuk itu pasti besar. Pasalnya, ketika Hercules mengumpulkan ternak, dia menggiring ternak ke dalam mangkuk dan membawanya kembali ke Mycenae dengan cara itu.
Saat pulang dengan selamat, dia mengembalikan mangkuk itu ke Helios dengan rasa terima kasih.
Ternak suci Helios yang terkenal pernah dicuri oleh raksasa Alkyoneus, tindakan keterlaluan yang dibalas oleh Hercules. Helios sekali lagi membuat beberapa kawanannya diserang bahkan dimakan. Kali ini yang bertindak nekat adalah oleh rekan-rekan Odisseus yang kelaparan dalam perjalanan panjang pulang dari Perang Troya.
Sebagai balas dendam, Helios meminta bantuan Zeus yang menghancurkan kapal dan menenggelamkan kru Odisseus karena ketidaksopanan mereka.
Kultus dan pemujaan Helios sang dewa matahari
“Dewa matahari bukanlah subjek dari kultus yang tersebar luas,” tambah Cartwright. Tetapi Plato memberi tahu bahwa banyak orang, termasuk Socrates, menyambut matahari dan berdoa setiap hari.
Satu-satunya tempat di Yunani di mana pemujaan Helios dianggap penting adalah di Rhodes. Dalam mitologi pendiriannya, nama pulau itu berasal dari bidadari Rhodos yang melahirkan tujuh putra Helios, pelindung pulau itu. Tiga cucu dari keturunan ini adalah pahlawan dari tiga kota utama di pulau itu: Camirus, Ialysus, dan Lindus. Pulau itu dinamai menurut nama mereka.
Untuk menghormati Helios, permainan Panhellenic, Halieia, diadakan di pulau itu setiap 5 tahun. Dan setiap tahun sebuah kereta dan empat kuda (quadriga) dilemparkan ke laut sebagai persembahan kepada dewa.
Helios terkenal sebagai subjek Colossus of Rhodes. Itu adalah patung perunggu raksasa yang dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno.
Patung perunggu Helios yang terkenal dikenal sebagai Colossus of Rhodes dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Dengan ketinggian 33 meter, sosok besar Helios berdiri mendominasi pelabuhan kota. Dibangun antara 304 dan 280 Sebelum Masehi, patung itu hancur oleh gempa bumi pada tahun 228 atau 226 Sebelum Masehi.
Dewa Apollo dikaitkan dengan matahari sejak abad ke-5 Sebelum Masehi. Apollo dan Helios kemudian menjadi hampir identik, seperti halnya Hyperion dan Helios pada periode Archaic.
Bangsa Romawi melangkah lebih jauh dan menjadikan Helios, juga dikenal sebagai Sol, dewa kultus yang penting. Circus Maximus Roma, misalnya, memiliki kuil yang didedikasikan untuk Sol dan Luna (bulan) dari abad ke-3 Sebelum Masehi.
Penyembahan Sol menjadi semakin penting pada periode kekaisaran, terutama pada masa pemerintahan Kaisar Elagabalus dan Aurelianus. Kaisar Romawi Aurelianus bahkan adalah putra seorang pendeta matahari.
Dalam mitologi Yunani, Helios termasuk dewa yang penting karena perannya dalam mengatur matahari. Meski ia kadang hanya muncul sebagai kameo, Helios memiliki tempat penyembahan yang penting di Yunani maupun Romawi kuno.
Gel Duri Landak Berpotensi Sembuhkan Luka: Termasuk Luka akibat Tertusuk Duri?
Nationalgeographic.co.id—Perseus merupakan seorang pahlawan legendaris dalam mitologi Yunani yang dikenal karena petualangan dan keberaniannya. Salah satu kisah paling terkenal tentangnya adalah ketika ia membunuh Gorgon Medusa dan menyelamatkan Putri Andromeda.
Petualangan dan kisah Perseus telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak karya seni, sastra, dan budaya, dan Astronomi. Meski kesohor, silsilahnya membingungkan bagi sebagian orang.
Karena hubungannya dengan laut, banyak yang mengira bahwa Perseus berhubungan dengan Poseidon. Namun Perseus, tanpa diragukan lagi, adalah putra raja para dewa, Zeus.
Penulis Thomas Gregory, dilansir dari laman History Cooperative, menerangkan bahwa tidak ada sumber mitologi yang menyatakan Poseidon sebagai ayahnya, meskipun dewa laut memang berperan dalam kisah Perseus.
“Alih-alih ayah dari Perseus, Poseidon adalah kekasih Medusa, monster laut yang dibunuh oleh Perseus,” kata Gregory.
Dalam banyak sumber mitologi Yunani, Perseus adalah anak dari Zeus dan Danae, seorang putri Argos. Yang lebih penting lagi, dia adalah cucu dari Acrisius dan Eurydice. Kisah kelahiran Perseus dan ramalan kematian kakeknya akan menjadi pusat mitos yang dikenal sebagai "Hujan Emas."
Perseus Mitologi Yunani: Kisah Hujan Emas
Danae adalah anak sulung Raja Acrisius. Sang raja memiliki kekhawatiran bahwa dia tak akan memiliki anak laki-laki untuk mewarisi kerajaannya.
Acrisius mendatangi Peramal dan menanyakan nasib masa depannya. Alih-alih kabar baik, sang peramal mengatakan bahwa putra Danae akan menjadi penyebab kematian raja yang sudah tua.
Takut dengan ramalan ini, Acrisius memenjarakan putrinya di sebuah ruangan perunggu dan menguburnya di bawah tanah.
Menurut catatan Pseudo Apollodorus, Gregory menjelaskan, ketika sang putri terbelenggu, Zeus menjelma menjadi hujan emas dan merembes ke celah-celah ruangan.
"Zeus bersetubuh dengannya dalam bentuk aliran emas yang mengalir melalui atap ke pangkuan Danae," jelas Gregory.
Mendengar Danae Hamil, Acrisius marah besar. Ia menyeret Danae dan mengurungnya di dalam peti dan melemparkannya ke laut.
Namun, atas kehendak Zeus, peti itu terbawa ke pulau Seriphos dan ditemukan oleh seorang nelayan. Ketika dibuka, ia mendapati ibu dan anak yang baru lahir, Perseus.
Sang nelayan membawa mereka ke Raja Polydectes, yang kemudian menikahi Danae dan membesarkan Perseus di kuil Minerva.
Kisah Duel Perseus Melawan Medusa Mitologi Yunani
The Metropolitan Museum of Art Perseus memenggal kepala Medusa dalam mitologi Yunani kuno.
The Metropolitan Museum of Art
Perseus memenggal kepala Medusa dalam mitologi Yunani kuno.
Salah satu kisah Perseus yang sering didengar adalah ketika ia melawan monster berambut ular, Medusa. Konon, setiap orang yang berani menatap wajah Medusa, ia akan segera berubah menjadi batu.
Kemenangan Perseus melawan kekuatan mematikan Medusa adalah sebuah prestasi, yang kemudian membuatnya terkenal di kalangan dewa maupun manusia. Tak hanya memenangkan saja, namun ia juga membunuhnya. Lantas, bagaimana Perseus berhasil menandinginya?
“Benda-benda yang dibawa oleh Perseus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembunuhan Gorgon Medusa,” jelas Gregory.
Untuk menghindari tatapan Medusa, Perseus menggunakan perisai Dewi Athena. Dengan melihat pantulan perisai perunggu, dia tidak perlu menatap monster itu secara langsung.
Ia juga menggunakan sandal bersayap milik Hermes yang memunkinkannya bergerak dengan sangat cepat. Selain itu, yang tak kalah penting, Helm Hades yang berhasil membuat Perseus kabur tanpa terendus saudara-saudara Medusa.
Ketika Perseus memenggal kepala Medusa, dari sisa-sisa tubuhnya muncullah kuda bersayap, Pegasus, dan Chrysaor.
Dalam beberapa versi cerita, Perseus menggunakan kepala Medusa sebagai senjata. Dia menggunakannya untuk mengubah musuh-musuhnya menjadi batu.
Dalam versi lain, ia menyerahkan kepala Medusa kepada dewa Athena, yang menempatkannya di perisai Athena, Aegis.
Kematian Perseus dan Kehadiranya saat Ini
Meski terkenal karena kekuatannya dan memiliki hubungan dekat dengan para dewa, Perseus akhirnya mati di tangan Megapenthes, putra Proteus. Ia dibunuh karena telibat dalam kematian Proteus.
Menurut kisah lain, Perseus hidup sampai usia tua, mendirikan kota Tartus dan mengajar para majus di Persia. Akhirnya, dia membalikkan kepala Medusa ke dirinya sendiri dan berubah menjadi batu. Putranya, Merros, kemudian membakar kepala tersebut agar tidak bisa digunakan lagi.
Meski kematiannya masih simpang siur, nama Perseus tetap menjadi bagian penting dari warisan mitologi Yunani. Saat ini, nama Perseus digunakan dalam berbagai konteks seperti kapal, gunung, dan sebagainya.
Salah satu alasan lain nama "Perseus" bisa lebih dikenal adalah karena kehadiranya saat ini. Alih-alih secara fisik, ia muncul sebagai rasi bintang.
Bayu Dwi Mardana Hujan meteor Perseid dari Rasi Perseus di langit malam di arah timur laut dan planet Jupiter & Mars
Hujan meteor Perseid dari Rasi Perseus di langit malam di arah timur laut dan planet Jupiter & Mars
“Rasi Perseus dikatalogkan pada abad ke-2 oleh astronom Yunani, Ptolemeus, dan telah menjadi sumber penelitian yang luar biasa sejak saat itu,” terang Gregory.
Rasi bintang Perseus adalah salah satu dari 88 rasi bintang resmi yang diakui oleh International Astronomical Union (IAU). Rasi bintang ini terletak di langit belahan utara dan dapat dilihat dari Bumi.
Dalam astronomi Yunani kuno, bintang ini melambangkan kepala Medusa. Menariknya, Gregory menjelaskan, dalam beberapa budaya lain seperti dalam bahasa Ibrani dan Arab, bintang ini juga mewakili sebuah kepala (terkadang disebut "Ras Al-gol" atau "kepala setan").
Tragedi Dosa Kesombongan Antigone dan Polynices dalam Mitologi Yunani
Nationalgeographic.co.id—Mitologi Yunani penuh dengan kisah menarik yang telah memenuhi imajinasi manusia selama ribuan tahun. Akan tetapi, beberapa cerita mengandung unsur-unsur yang mungkin membingungkan atau membuat jijik manusia modern.
Misalnya, banyak dewa Yunani yang melakukan hubungan inses. Hubungan seksual yang lazim di dalam mitologi Yunani ini mungkin sangat menjijikkan. Namun, mengapa dewa-dewa mitologi Yunani senang melakukannya?
Menurut World History, penjelasan yang paling mungkin adalah karena standar manusia tidak berlaku bagi dewa-dewa mitologi Yunani.
Sebagian besar dewa mitologi Yunani memiliki nenek moyang yang sama. Jika seorang dewa tidak ingin menikah dengan manusia, pilihan satu-satunya adalah anggota keluarganya.
Dewa-dewa mitologi Yunani itu rumit dan penuh kontradiksi. Orang Yunani membayangkan dewa mereka seperti manusia, dengan tubuh manusia dan kepribadian yang cacat.
Namun para dewa sama-sama tidak manusiawi, memiliki standar yang berbeda, dan diizinkan melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan manusia, seperti melakukan inses.
Dewa mitologi Yunani mana yang mengawini saudaranya?
Dalam mitos penciptaan Yunani, sangat sedikit dewa yang berasal dari "ketiadaan". Sebagian besar dari mereka termasuk dalam silsilah keluarga yang rumit dengan nenek moyang yang sama.
Para dewa memiliki sangat sedikit pilihan pasangan di luar anggota keluarga. Dewa-dewa mitologi Yunani yang menikah dengan saudara mereka antara lain Zeus dan Hera, Erebus dan Nyx, Oceanus dan Tethys, Hyperion dan Theia, Coeus dan Phoebe, Cronus dan Rhea, serta Aphrodite dan Hephaestus (saudara tiri).
Ada juga contoh inses orangtua-anak dan inses paman-keponakan atau bibi-keponakan.
Sebagian besar contoh inses saudara kandung dalam mitologi Yunani berasal dari para Titan, anak Gaia dan Ouranos, putra Gaia.
Gaia adalah dewi bumi dan Ouranos adalah dewa langit. Mereka memiliki enam putri dan enam putra.
Empat dari anak laki-laki ini menikah dengan saudara perempuan mereka. Akibatnya terjadi perkawinan inses ini adalah:
Oceanus dan Tethys, yang memiliki ribuan putri disebut Oceanids, atau nimfa laut. Kemudian Hyperion dan Theia, orang tua dari Helios (dewa matahari), Selene (dewi bulan), dan Eos (dewi fajar).
Selanjutnya Cronus dan Phoebe, orang tua dari Leto dan Asteria. Cronus dan Rhea, orang tua dari enam dari dua belas dewa Olympian, termasuk Zeus dan Hera.
Hubungan inses lainnya dalam mitologi Yunani termasuk Zeus dan Demeter, yang belum menikah.
Mereka berdua adalah anak dari Cronus dan Rhea, dan bersama-sama mereka memiliki seorang anak, Persephone.
Zeus menikahi kakak perempuannya Hera.
Dalam beberapa versi, Zeus bahkan memperkosa Persephone, putrinya sendiri dan memiliki seorang anak.
Persephone kemudian juga melakukan hubungan seksual dengan pamannya Hades, yang merupakan saudara dari kedua orang tuanya.
Zeus juga memiliki anak dengan sepupu pertamanya, Leto, yang orang tuanya juga bersaudara. Dia memiliki anak dengan dua bibinya juga, Mnemosyne dan Themis.
Erebus (Kegelapan) dan Nyx (Malam) keduanya adalah anak-anak Kekacauan, kehampaan tempat segala sesuatu dimulai.
Kakak beradik juga melakukan hubungan seksual dan memiliki dua anak, yaitu Aether (Surga) dan Hemera (Hari).
Nyx dan Erebus adalah salah satu dewa pertama dalam mitos penciptaan Yunani. Jadi kemungkinan besar mereka menjalin hubungan seksual karena kepraktisan, karena tidak ada pilihan lain.
Perlu juga dicatat bahwa dewa-dewa Yunani yang lebih tua sering kali merupakan representasi dari konsep, seperti Kegelapan dan Malam.
Orang Yunani mungkin tidak memandang Erebus dan Nyx sebagai saudara kandung, hanya dua konsep yang muncul dari Chaos.
Mengapa Zeus mengawini kakaknya?
Salah satu elemen penting dari banyak mitologi kuno adalah hieros gamos atau perkawinan suci, antara dewa langit dan dewi bumi.
Persatuan itu seringkali mewakili pertemuan cita-cita maskulin dan feminin, dan pernikahan membawa kesuburan dan berkah bagi para pemujanya.
Zeus mengawini saudara perempuannya agar sesuai dengan pola dasar hieros gamos.
Dia adalah dewa langit, dan saudarinya adalah dewi Hewa adalah representasi feminin, termasuk rumah tangga, keluarga, dan persalinan.
Hera mungkin berasal dari dewi Bumi kuno, membuatnya lebih cocok sebagai istri Zeus.
Mitologi Yunani menampilkan tiga pernikahan utama dewa langit-dewi bumi, yang semuanya terjadi secara inses.
Gaia melakukan hubungan seksual dengan putranya Ouranos. Gaia kemudian punya melahirkan Cronus dan Rhea yang juga melakukan hubungan seksual.
Anak mereka Zeus dan Hera juga melakukan hubungan seksual. Ketiga pernikahan ini menghasilkan beberapa tokoh mitologi penting.
Mungkin hubungan inses dari perkawinan ini adalah sekunder dari simbolisme dewa langit dan dewi bumi.
Mungkin orang-orang Yunani membutuhkan pasangan dalam panteon mereka untuk menjadi dewa langit dan dewi bumi. Dua dewa yang paling tepat kebetulan adalah saudara kandung.
Orang Yunani mengesampingkan ketidaksukaan mereka terhadap inses agar langit dan bumi bisa bersatu dan memberkati dunia dengan kesuburan.
Aphrodite, dewi seks, cinta dan kecantikan dalam mitologi Yunani kuno.
Apa yang Dipikirkan Orang Yunani Kuno tentang inses?
Inses dalam agama Yunani kuno dapat menyebabkan manusia modern berpikir, bahwa orang Yunani melazimkan atau bahkan mendukung inses.
Akan tetapi, ternyata orang Yunani tidak menyukai atau mendukung inses, terlepas dari bagaimana dewa mereka bertindak.
Orang Yunani kuno muak dengan inses pada manusia. Cerita tentang inses dalam keluarga manusia adalah tragedi. Namun, hal itu tampaknya tidak berlaku untuk dewa-dewa Yunani.
Contoh inses paling terkenal di Yunani kuno adalah kisah Oedipus, yang diceritakan oleh penulis drama Sophocles.
Oedipus diramalkan akan membunuh ayahnya dan menikahi ibunya. Terlepas dari upayanya dan orang tuanya untuk menghindari ramalan itu, Oedipus tanpa sadar membunuh ayah kandungnya dan mengawini ibu kandungnya.
Ketika asal usul Oedipus yang sebenarnya terungkap, dia sangat muak hingga dia mengeluarkan air darah. Ibu dan istrinya, Jocasta, bunuh diri.
Sementara Oedipus mengakhiri drama itu dengan mengasingkan diri, diliputi oleh rasa bersalahnya.
Orang Yunani kuno tidak menyetujui inses. Mereka melihatnya setara dengan membunuh ayah sendiri, salah satu dosa terburuk.
Meski Oedipus melakukan inses tanpa disadari, dia tetap dimintai pertanggungjawaban dan dipermalukan atas perbuatannya.
Namun, orang Yunani mungkin tidak menganggap semua jenis inses pada tingkat yang sama.
Salah satu putri Oedipus bertunangan dengan sepupu pertamanya, dan Sophocles tidak mengutuk hubungan tersebut.
Orang Yunani tidak tahu banyak tentang konsekuensi genetik dari perkawinan sedarah, jadi pernikahan antara sepupu tampaknya tidak dianggap masalah.
78% Daratan di Bumi Jadi Gersang dan Tidak akan Pernah Basah Kembali
Kisah Medusa dan Perseus
Kisah paling terkenal yang melibatkan Medusa adalah pertarungan antara Medusa dan pahlawan Yunani, Perseus.
Perseus diberi misi untuk membunuh Medusa sebagai bagian dari petualangannya untuk menyelamatkan ibunya dan membalas dendam terhadap raja Polydektes.
Dia dibekali perisai reflektif dari Athena, pedang tajam dari Hermes, dan bantuan dewa-dewa lainnya.
Dengan perisai yang memantulkan gambaran Medusa, Perseus berhasil mendekati monster tersebut tanpa melihatnya langsung.
Saat Medusa tertidur, Perseus menggunakannya untuk memenggal kepala Medusa dan menyelamatkan dirinya dari pandangan yang mematikan. Dia kemudian membawa kepala Medusa yang masih hidup sebagai trofi.