Video Atas Bulan Tersebar Di Dunia
Hewan Endemik di Pulau Papua
Apa Itu Hewan Endemik?
Menurut Kurniawan (2016), istilah “endemik” dalam dunia satwa adalah suatu gejala yang dialami oleh organisme tertentu supaya dapat menjadi unik pada satu lokasi geografi tertentu, mulai dari pulau, negara, atau zona ekologi tertentu. Pada dasarnya, hewan endemik adalah hewan-hewan yang secara alami hanya dapat ditemukan dan hidup di suatu tempat tertentu saja, alias tidak dapat ditemukan di tempat lain.
Hewan endemik tentu saja memegang peranan penting dalam ekosistem dunia, sebab jika keberadaannya punah maka ekosistem dunia termasuk wilayah yang bersangkutan juga akan turut punah. Mengingat seiring perkembangan zaman seperti saat ini, manusia mulai memanfaatkan potensi alam secara bar-bar. Padahal hal tersebut justru mempengaruhi kelangsungan hidup hewan-hewan yang berada di alam, sehingga sama saja dengan tindakan ancaman bagi hewan endemik.
Di negara kita ini ternyata memiliki tingkat endemisme yang tinggi, yakni lebih dari 165 jenis mamalia endemik, 150 jenis reptilia, 397 jenis burung, dan 100 spesies amfibi tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Bahkan tak jarang di dalam suatu pulau, terdapat puluhan jenis hewan endemik yang memiliki ciri khas tersendiri.
Hewan Endemik di Pulau Sumatera
Sesuai dengan namanya, hewan endemik yang mempunyai nama latin Panthera Tigris Sumatrae ini menjadi spesies endemik asli dari Pulau Sumatera dan masih bertahan hidup hingga saat ini. Ciri utama dari harimau sumatera adalah ukuran tubuhnya yang mana lebih kecil dibandingkan jenis harimau pada umumnya, serta memiliki corak loreng hitam gelap.
Berhubung jenis harimau ini adalah hewan endemik, maka harimau sumatera hanya di hidup Pulau Sumatera saja, yang biasanya berhabitat di hutan dataran rendah dan hutan pegunungan. Hingga saat ini, jumlah populasinya hanya tinggal sekitar 400 ekor saja. Untuk menghindari kepunahan akibat perburuan liar, maka kebanyakan harimau sumatera di ditempatkan di Cagar Alam dan Taman Nasional. Kemudian, sekitar 250 ekor hidup di berbagai kebun binatang yang tersebar di seluruh dunia.
Harimau sumatera juga termasuk dalam daftar hewan dilindungi oleh pihak pemerintah Indonesia, berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Perlu Grameds ketahui bahwa sebagai salah satu satwa yang terancam punah, 5 spesies badak yang ada di dunia, 2 diantaranya hidup di Indonesia, yakni Badak Sumatera dan Badak Jawa.
Badak Sumatera dengan nama latin Dicerorhinus Sumatrensis menjadi satu-satunya badak Asia yang memiliki dua cula. Sayangnya, saat ini keberadaannya menjadi punah akibat perburuan liar untuk diambil culanya. Cula badak sumatera ini dipercaya dapat menjadi obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit, meskipun sebenarnya tidak ada penelitian ilmiah yang terkait akan kepercayaan tersebut. Ditambah lagi, susunan dalam cula badak itu serupa dengan kuku dan rambut manusia, sehingga jelas tidak memiliki khasiat penyembuhan apapun.
Populasinya saat ini hanya kurang dari 80 ekor saja dan rata-rata tersebar di wilayah Taman Nasional Bukit Barisan, Taman Nasional Gunung Leuser, dan Taman Nasional Way Kambas. Habitat badak sumatera kebanyakan adalah di daerah berbukit yang dekat air, hutan hujan tropis, hutan lumut pegunungan, hingga daerah pinggiran hutan.
Beruntungnya, pada 24 Maret 2022 lalu, seekor badak sumatera bernama Rosa yang ada di Taman Nasional Way Kambas, Provinsi Lampung, berhasil melahirkan anak berjenis kelamin betina. Kelahiran ini tentu saja menambah jumlah populasi badak sumatera yang ada di taman nasional tersebut.
Video Mesum Oknum Guru dan Murid di Kamar Kos Tersebar, Polisi Lakukan Penyelidikan
Rabu, 25 September 2024 - 15:45 WIB
Gorontalo, VIVA – Sebuah video viral memperlihatkan adegan mesum antara guru dengan siswi di sebuah kamar kos di Gorontalo.
Video tersebut viral di berbagai media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Instagram @fakta.jakarta pada Rabu, 25 September 2024.
Pelaku merupakan guru Bahasa Indonesia di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kabupaten Gorontalo, usianya terbilang sudah cukup berumur. Sedangkan korban merupakan siswi yang dalam video tersebut masih menggunakan kerudung.
Pelaku melakukan aksi asusila kepada muridnya, kemudian ia merekamnya secara diam-diam dengan durasi selama 5 menit. Video tersebut kemudian tersebar, bahkan sampai ke tangan istri pelaku dan keluarga murid.
Hubungan antara guru dan murid itu sebenarnya telah diselidiki sejak tahun 2023, namun mereka membantah terkait dugaan adanya hubungan spesial. Kasus kembali muncul setelah istri pelaku melapor kepada pihak yang berwajib.
Sama geramnya dengan istri si pelaku, keluarga siswi tersebut juga telah melaporkan kejadian ini ke polisi, sehingga saat ini polisi tengah menyelidiki dugaan persetubuhan anak di bawah umur.
Labi-Labi Moncong Babi
Hewan endemik dengan nama latin Carettochelys Insculpta ini memiliki bentuk mirip kura-kura, sebab adanya cangkang di tubuhnya. Hal yang membedakannya dengan kura-kura adalah adanya hidung panjang layaknya moncong babi. Habitat dari labi-labi ini biasanya di sungai, rawa, dan air payau yang tersebar di Pulau Papua. Bahkan tak jarang, hewan endemik ini juga ditemukan di Australia bagian utara.
Sayangnya, labi-labi moncong babi ini termasuk hewan langka dan wajib dilindungi atas adanya Permen LHK Nomor P.106/2018. Hal tersebut karena maraknya perdagangan liar dan bahkan diselundupkan untuk tujuan komersial.
Nah, itulah ulasan mengenai hewan-hewan endemik yang tersebar di pulau-pulau Indonesia. Sebagian besar hewan-hewan endemik ini termasuk dalam daftar hewan dilindungi oleh pihak pemerintah Indonesia, berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Sebagai generasi masa depan, kita harus berperan besar dalam upaya pelestarian hewan-hewan endemik ini ya…
Ikan Pesut Mahakam
Ikan pesut mahakam alias Irrawaddy Dolphin ini disebut-sebut sebagai lumba-lumba sungai sejati, sebab berhabitat di sungai alias air tawar. Padahal sebenarnya, terdapat beberapa perbedaan antara ikan pesut mahakam dengan lumba-lumba, mulai dari bentuk moncongnya, bentuk kepala, hingga habitat aslinya.
Di Kalimantan, ikan pesut mahakam selalu menjadi “lakon” dalam cerita rakyat maupun legenda setempat. Sayangnya, saat ini populasi hewan endemik ini semakin punah, sebab adanya aktivitas ponton, baik dari perusahaan perkebunan kelapa sawit maupun tambang batu bara.
Orangutan Sumatera
Sumatran orang utan (Pongo abelii) female ‘Suma’ swinging through the trees with male baby ‘Forester’ (part of baby snatching story) Gunung Leuser NP, Sumatra, Indonesia
Di Indonesia, terdapat tiga spesies orangutan sebagai hewan endemik, yakni orangutan sumatera, orangutan kalimantan, dan orangutan tapanuli. Ketiga spesies ini termasuk dalam daftar hewan dilindungi sebab hutan tempat tinggal mereka selalu menjadi sasaran pembabatan hutan secara liar.
Orangutan sumatera dengan nama latin Pongo Abelii ini memiliki ukuran lebih kecil daripada orangutan kalimantan, yakni tinggi sekitar 4,6 kaki dan berat 200 pon saja. Orangutan sumatera justru memiliki perilaku lebih bersosial dibandingkan dengan orangutan kalimantan, yang mana lebih suka berkumpul untuk makan sejumlah buah di dekat pohon secara bersama-sama.
Saat ini, terdapat 13 kantong populasi orangutan yang tentu saja berada di Pulau Sumatera, yang mana hanya tiga kantong tersebut memiliki sekitar 500 ekor dan tujuh kantongnya memiliki 250 ekor. Pada 31 Mei 2022 lalu, seekor orangutan sumatera berusia 3 tahun bernama Kaka diserahkan oleh warga Bogor kepada pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera, guna dipulangkan ke habitat aslinya.
Monyet kedih menjadi primata asli alias hewan endemik yang terdapat di Pulau Sumatera, khususnya di Sumatera Utara. Monyet kedih dengan nama latin Presbytis Thomasi ini memiliki ekspresi yang tenang dan termasuk pada hewan pemalu. Penyebaran primata ini adalah di kawasan hutan Aek Nauli sampai Suaka Margasatwa Rawa Singkil di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Secara alami, monyet kedih hidup secara berkelompok yakni sekitar 10 ekor, yang meliputi 1 jantan dan 6 betina, sisanya adalah anak-anak mereka. Monyet kedih memiliki perilaku yang khas, yakni suara vokal kuat dari masing-masing kelompoknya. Sehingga dapat disebut juga bahwa monyet kedih akan mengenali anggota kelompoknya berdasarkan suara vokal tersebut.
Gajah Sumatra dengan nama latin Elephas Maximus Sumatranus ini memiliki ukuran yang lebih kecil daripada gajah afrika. Kebanyakan gajah sumatera ditangkarkan di Way Kambas Lampung, tetapi ada juga yang dikembangbiakkan di Tangkahan, Langkat. Menurut survey pada tahun 2007, jumlah populasi dari gajah sumatera yang tersisa adalah sekitar 2.400-2.800 ekor, tetapi jumlahnya semakin menurun akibat perburuan liar yang marak terjadi akhir-akhir ini.
Orangutan Kalimantan (Orangutan Borneo)
Adult male Bornean orangutan (Pongo pygmaeus) in rainforest canopy, Gunung Palung National Park, Borneo, West Kalimantan, Indonesia
Orangutan kalimantan dengan nama latin Pongo Pygmaeus ini hidup di Pulau Kalimantan, yang mana mencakup wilayah Kalimantan Barat dan Serawak (Malaysia). Habitatnya berupa daerah hutan hujan tropis yang cocok dengan keadaan di Pulau Kalimantan, terlebih lagi kebiasaannya yang membuat sarang dari dedaunan di pepohonan lebat.
Sebenarnya, morfologi dari orangutan kalimantan ini tidak jauh berbeda dengan orangutan sumatera, yakni termasuk hewan diurnal (aktif di siang hari) dan arboreal (hidup di pepohonan). Tubuh hewan endemik ini umumnya diselimuti rambut merah kecoklatan dengan kepala yang lebih besar dan posisi mulut yang tinggi. Pada orangutan jantan, memiliki benjolan di kedua sisi wajahnya.
Sayangnya, spesies hewan endemik ini telah masuk dalam status endangered alias terancam punah sejak tahun 1994. Maka dari itu, pihak pemerintah menetapkan adanya UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya untuk menjaga orangutan kalimantan dari kepunahan, terutama yang disebabkan oleh kerusakan hutan dan perburuan liar.
https://upload.wikimedia.org/
Burung Rangkong Papan dengan nama latin Buceros Bicornis ini apabila dewasa dapat berukuran panjang hingga 160 cm. Biasanya, rangkong papan betina memiliki ukuran lebih kecil dari rangkong papan jantan. Untuk membedakan keduanya, cukup melihat dari warna matanya saja, yakni mata biru untuk burung betina sementara warna merah untuk burung jantan.
Makanan utama dari hewan endemik ini adalah serangga, cacing, siput, amfibi, hingga kepiting. Tidak jarang pula mereka akan mengonsumsi buah-buahan, salah satunya adalah buah pala dan buah drupa. Apabila ukuran mangsanya lebih besar, maka akan dibenturkan terlebih dahulu pada dahan pohon dan melunakannya di dalam paruh, lalu baru ditelan.
Sayangnya, burung endemik ini semakin punah karena maraknya penebangan pohon dan pembukaan lahan secara besar-besaran. Terlebih lagi adanya kepercayaan akan dagingnya yang dapat dikonsumsi sebagai obat tradisional membuat perburuan liar burung rangkong papan semakin bar-bar.
https://mangrovemagz.com/
Apakah Grameds tahu bahwa hewan endemik yang satu ini ternyata merupakan maskot dari taman hiburan Dunia Fantasi (Dufan) yang terletak di Jakarta? Yap, dengan ciri khas hidung besar, monyet bekantan juga dijuluki sebagai “monyet belanda” oleh penduduk setempat. Monyet bekantan tidak membuat sarang khusus untuk tempatnya tidur, sehingga untuk istirahat hanya mencari pohon di sekitar tepi sungai saja.
Keberadaan monyet bekantan masih tersebar di hutan-hutan Pulau Kalimantan, terutama di Taman Nasional Tanjung Puting. Namun meskipun demikian. monyet bekantan juga rentan akan kepunahan, sebab hutan mangrove semakin rusak akhir-akhir ini. Terlebih lagi adanya kebakaran hutan tentu saja mengancam populasi monyet bekantan sebagai hewan endemik Indonesia.
Hewan Endemik di Pulau Sulawesi
Burung Maleo biasanya hidup di hutan tropis dataran rendah yang ada di Sulawesi Tengah dan Gorontalo, terutama di kawasan Taman Nasional Lore Lindu populasi hewan endemik ini sekitar 320 ekor. Ciri khas dari burung maleo berupa adanya tonjolan di bagian kepala, ukuran telur yang besar, dan tidak suka untuk mengerami telurnya.
Sayangnya, adanya illegal logging, kebakaran hutan, hingga perburuan liar menyebabkan burung maleo menjadi hewan endemik yang terancam punah. Mengingat burung ini tidak mengerami telurnya, sehingga rentan diserang oleh predator, salah satunya adalah biawak dan kadal. Burung maleo biasanya menempatkan telurnya di dalam tanah, yang mana akan dapat dicium baunya oleh kadal dengan mudah.